Sumber Berita : Harian Singgalang

BUKITTINGGI – Singgalang Gunung Marapi kembali meletus dan memuntahkan abu vulkanik ke udara, Rabu (26/2) sore. Letusan Marapi tersebut diperkirakan cukup besar, namun secara visual tidak terlihat karena kondisi gunung ditutupi kabut asap kiriman dari Riau. 

asokGunung Marapi Sumatera Barat Meletus Perkirakan besarnya letusan gunung apitersebut dibenarkan Warseno, Petugas Pos Pengamatan Gunung Api. Warga Malalo melaporkan abu vulkanik sampai ke nagari mereka.
“Kita memperkirakan letusan cukup kuat. Hal itu dapat kita lihat dari rekaman seismograf dengan getaran yang cukup kuat berdurasi sekitar 38 detik,” ujarnya.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono, tadi malam menyebutkan, Waspada Marapi sudah ditetapkan sejak 3 Agustus 2011. Erupsi pukul 16.15 WIB kemarin, jangan membuat masyarakat panik. Namun lembaga ini merekomendasikan agar tidak ada aktivitas dalam radius 3 kilometer. “Ini aktivitas biasa saja,” kata dia.
Meskipun, letusannya cukup kuat, Warseno tidak dapat memprediksi ketinggian semburan abu vulkanik, sebab Marapi ditutupi kabut asap.
Ditambahkannya, dengan letusan juga berpotensi hujan debu di sejumlah daerah, terutama yang dekat dengan kawasan Marapi.
Hujan debu kemarin memang ada di Batipuah dan sebagian daerah X Koto, TanahDatar. Kota Batusangkar tertutup kabut asap sehingga abu vulkanik tidak terlihat.
Warseno mengakui memang ada warga yang melaporkan perihal hujan debu tersebut.
“Kita mengimbau kepada warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan memakai masker,” katanya.
Sebagaimana diberitakan kemarin, status tiga gunung api di Sumbar ditetapkan waspada, atau level dua. Untuk itu masyarakat tidak boleh beraktivitas dengan jarak tiga kilometer. Tiga gunung api tersebut Kerinci, Marapi dan Talang
“Kita sudah menetapkan tiga gunung api dari empat gunung api di Sumbar dalam status waspada,” sebut Petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, Hartanto diPadang, Selasa (25/2).
Dikatakannya dengan penetapan itu PGA berharap pemerintah daerah dan lembaga lainnya membantu dalam pengawasan aktivitas masyarakat sejauh tiga kilometer di tiga gunung tersebut. Karena dengan kondisi waspada, maka jarak jangkau erupsi bisa saja mencapai tiga kilometer.

Disampaikannya, secara teknis ukuran jarak jangkau erupsi berbahaya jika normal/level satu maka masyarakat bisa dekat dengan gunung api dengan biasa. Waspada atau level dua, masyarakat hanya boleh berjarak tiga kilometer.
Untuk level tiga atau awas, masyarakat harus berjarak sejauh lima kilometer dari gunung. Kemudian untuk level IV atau awas.
“Dengan begitu kita harapkan masyarakat tetap mematuhi peringatan. Sebab pendaki masih berupaya mencapai puncak gunung,” ungkapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Yazid Fadli mengatakan akan melakukan simulasi bencana gunung api.
Sebab, diperlukan pendidikan atau kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana gunung api. Karena berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan BPBD Jawa Timur di sekitar Gunung Kelud berhasil menekan korban akibat erupsi.(203/303)